Kasus kematian Wayan Mirna Salihin
pada 6 Januari 2016 dianggap tidak wajar, karena Mirna mengalami kejang setelah
meminum kopi di Café Olivier di Grand Indonesia. Mirna tewas dalam
perjalanannya kerumah sakit. Mirna yang
berkumpul bersama Jessica Kumala Wongso dan Hani, kedua temannya, berniat untuk reuni sebagai sesama
teman yang pernah mengenyam pendidikan tinggi di Australia.
Kasus “kopi maut” ini menjadi perbincangan dimana-mana. Media bahkan terus
membuat berita mengenai kasus ini. Pihak kepolisian pun menyelidiki kasus ini
dengan memanggil beberapa saksi yang terlibat.
Seiring berjalannya waktu,
menurut saya media terlalu menyorot kepada salah satu saksi yaitu Jessica.
Jessica yang masih berstatus menjadi saksi saat itu merasa terganggu dengan
awak media yang terus menyorotnya. Dikediaman Jessica sendiri banyak wartawan
yang menunggunya untuk memberikan keterangan. Bahkan media cenderung memaparkan
berita seolah-olah menyimpulkan bahwa Jessica adalah tersangka padahal saat itu
ia masih berstatus saksi. Dalam pemberitaan di media, kasus “kopi maut” ini
seolah menyudutkan Jessica. Bahkan Jessica sendiri sampai meminta perlindungan
kepada KOMNASHAM karena merasa sudah terganggu kenyamanannya. Bukan hanya itu,
Jessica sampai bermalam di hotel karena tidak nyaman berada dirumah karena
banyak wartawan yang berada disekitar rumahnya. Dalam kasus ini, media terlalu
dini untuk menyipulkan siapa pelaku dari kasus ini.
Peran media sendiri
seharusnya bukan menghakimi atau bahkan memberi kesimpulan sedini ini sebelum
pihak yang berwajib sendiri yang memberi pernyataan. Media tidak seharusnya
tidak berpihak pada siapapun, karena media itu seharusnya berperan untuk
menyampaikan informasi bukan malah mempengaruhi khalayak dengan sudut pandang
media itu sendiri. Meskipun pada akhirnya Jessica ditetapkan menjadi tersangka,
media tidak seharusnya membuat berita-berita yang malah mengarahkan seseorang
menjadi sesuatu untuk disalahkan pada suatu kasus. Media memiliki peran penting
dalam membentuk opini publik, publik sendiri dapat terpengaruh oleh pernyataan
dari media. Media seharusnya lebih berhati-hati dalam melihat sudut pandang
dalam membuat berita sebuah kasus. Dalam kasus apapun media seharusnya menjadi
penyampai informasi kepada masyarakat luas dan bukan menjadi pihak yang dapat
menyalahkan siapapun. Lain halnya jika tersangka sudah ditetapkan, maka tidak menjadi masalah jika media memuat hal yang mengarah kesalahan tersangka.
0 komentar:
Posting Komentar