Film MAD CITY
menceritakan tentang seorang wartawan televisi, Max Brekett, yang sedang
mencari berita di Musium Sejarah Alam. Beritanya sungguh membosankan: soal
defisit anggaran musium hingga harus memecat beberapa karyawan. Usai
mewawancarai Mrs. Banks, Max ke toilet. Sementara rekannya, kamerawan keluar.
Di pintu keluar ia berpapasan dengan Sam Baily, salah satu satpam yang kena
PHK. Kala itu, di musium anak-anak sedang berkunjung. Sam datang untuk
berbicara baik-baik dengan Mrs. Banks yang telah memberhentikan dia. Inti
pembicaraanya adalah ia meminta pekerjaannya kembali. Mrs. Bank tak peduli atas
permintaan Sam. Toh, Sam akan baik-baik aja. Tanpa diduga, Sam membawa senjata
api beserta bom. Ketika Mrs. Banks bertanya kenapa membawa senjata, Sam
menjawab untuk menunjukan keseriusan. Sebelumnya, Mrs. Banks tak mau mendengar
keluhan Sam karena pemecatan tersebut.
Dan tak
disengaja Sam menembakan ke samping untuk menakut-nakuti. Tanpa diduga, peluru
mengenai Cliff William yaitu security lainnya dan teman dekat Sam.
Sementara itu, Max yang masih di toilet tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia
segera menghubungi atasannya untuk melaporkan secara langsung kejadian
tersebut. Dan saat itu saya menyadari apa yang dibilang berita buruk adalah
berita baik (bad news is good news). Hingga kejadian tersebut menjadi
berita nasional. Yakni, terjadi penyanderaan di Musium Sejarah Alam dan menelan
korban seorang security musium tersebut.
Sam kaget
karena melihat nama dan fotonya ada di televisi. Ia heran, dari mana ia
diberitakan. Lalu Max ketahuan. Namun, Sam dimanfaatkan Max untuk menjadi
sumber beritanya. Rayuannya adalah pemberitaan di media tampat ia bekerja bisa
meringankan hukuman, setidaknya informasi kejadian sesungguhnya kepada calon
juri di pengadilan kelak. Kesediaan Sam diwawancara eksklusif oleh Max berjalan
mulus. Satu poin buat karier Max. berita ini sendiri mampu membentuk opini
public. Berita ini dianggap sangat menarik oleh
media. Berita yang belum jelas faktanya sudah disebar luaskan ke masyarakat.
Bahkan pihak kepolisian dan masyarakat berkumpul di museum tersebut. Padahal tidak
memiliki niat jahat kepada anak-anak yang kebetulan ada disana juga tidak
berniat menggunakan senjatanya. Berita ini sendiri membuat Sam benar-benar
stress.
Kejadian ini seharusnya tidak menjadi berita nasional.
Namun di film ini media terkesan sangat komersil dan hanya memikirkan apa yang
bias dijual saja. Bahkan media yg lain ikut berbondong-bondong memuat berita
ini dan saling bersaing menyajikan berita ini. Dalam kasus ini media bersaing
untuk rating dan iklan untuk mendapat keuntungan. Pembentukan opini publik
tentang Sam yang telah diframing semata-mata
agar membuat masyarakat tertarik untuk menonton berita televisi dan pengiklan
pun berdatangan. Begitulah kekuatan media yang mampu membangun opini
publik. Media merupakan kekuatan besar dalam menguasai pikiran dan penilaian
masyarakat. Opini media mampu menjadi Opini Publik. Dan film Mad City,
menunjukkan bagaimana kekuasaan media. Akibat ‘kejahatan’ media massa di film
ini, nyawa Sam melayang sia-sia dan menjadi jualan laris media.