This is featured post 1 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
This is featured post 2 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
This is featured post 3 title
Replace these every slider sentences with your featured post descriptions.Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these with your own descriptions.
Rabu, 02 Maret 2016
Dahsyatnya Pers Pengaruhi Opini Publik
15.46
Unknown
No comments
Film MAD CITY
menceritakan tentang seorang wartawan televisi, Max Brekett, yang sedang
mencari berita di Musium Sejarah Alam. Beritanya sungguh membosankan: soal
defisit anggaran musium hingga harus memecat beberapa karyawan. Usai
mewawancarai Mrs. Banks, Max ke toilet. Sementara rekannya, kamerawan keluar.
Di pintu keluar ia berpapasan dengan Sam Baily, salah satu satpam yang kena
PHK. Kala itu, di musium anak-anak sedang berkunjung. Sam datang untuk
berbicara baik-baik dengan Mrs. Banks yang telah memberhentikan dia. Inti
pembicaraanya adalah ia meminta pekerjaannya kembali. Mrs. Bank tak peduli atas
permintaan Sam. Toh, Sam akan baik-baik aja. Tanpa diduga, Sam membawa senjata
api beserta bom. Ketika Mrs. Banks bertanya kenapa membawa senjata, Sam
menjawab untuk menunjukan keseriusan. Sebelumnya, Mrs. Banks tak mau mendengar
keluhan Sam karena pemecatan tersebut.
Dan tak
disengaja Sam menembakan ke samping untuk menakut-nakuti. Tanpa diduga, peluru
mengenai Cliff William yaitu security lainnya dan teman dekat Sam.
Sementara itu, Max yang masih di toilet tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia
segera menghubungi atasannya untuk melaporkan secara langsung kejadian
tersebut. Dan saat itu saya menyadari apa yang dibilang berita buruk adalah
berita baik (bad news is good news). Hingga kejadian tersebut menjadi
berita nasional. Yakni, terjadi penyanderaan di Musium Sejarah Alam dan menelan
korban seorang security musium tersebut.
Sam kaget
karena melihat nama dan fotonya ada di televisi. Ia heran, dari mana ia
diberitakan. Lalu Max ketahuan. Namun, Sam dimanfaatkan Max untuk menjadi
sumber beritanya. Rayuannya adalah pemberitaan di media tampat ia bekerja bisa
meringankan hukuman, setidaknya informasi kejadian sesungguhnya kepada calon
juri di pengadilan kelak. Kesediaan Sam diwawancara eksklusif oleh Max berjalan
mulus. Satu poin buat karier Max. berita ini sendiri mampu membentuk opini
public. Berita ini dianggap sangat menarik oleh
media. Berita yang belum jelas faktanya sudah disebar luaskan ke masyarakat.
Bahkan pihak kepolisian dan masyarakat berkumpul di museum tersebut. Padahal tidak
memiliki niat jahat kepada anak-anak yang kebetulan ada disana juga tidak
berniat menggunakan senjatanya. Berita ini sendiri membuat Sam benar-benar
stress.
Kejadian ini seharusnya tidak menjadi berita nasional.
Namun di film ini media terkesan sangat komersil dan hanya memikirkan apa yang
bias dijual saja. Bahkan media yg lain ikut berbondong-bondong memuat berita
ini dan saling bersaing menyajikan berita ini. Dalam kasus ini media bersaing
untuk rating dan iklan untuk mendapat keuntungan. Pembentukan opini publik
tentang Sam yang telah diframing semata-mata
agar membuat masyarakat tertarik untuk menonton berita televisi dan pengiklan
pun berdatangan. Begitulah kekuatan media yang mampu membangun opini
publik. Media merupakan kekuatan besar dalam menguasai pikiran dan penilaian
masyarakat. Opini media mampu menjadi Opini Publik. Dan film Mad City,
menunjukkan bagaimana kekuasaan media. Akibat ‘kejahatan’ media massa di film
ini, nyawa Sam melayang sia-sia dan menjadi jualan laris media.
Selasa, 09 Februari 2016
Indra Bekti Sikapi Berita dengan Hak Jawabnya
06.59
Unknown
No comments
Pembawa acara Indra Bekti dilaporkan
ke polisi atas dugaan pelecehan seksual terhadap lelaki berinisial RP. Bukan hanya
itu, Indra juga sudah pernah dilaporkan oleh Lalu Gigih Arsanova dengan tuduhan
yang sama. Pada kasus ini, Indra dituduh pernah menjajikan sesuatu kepada RP
dan Lalu Gigih untuk dijadikan seorang selebiritis, namun pada kenyataannya
Indra tidaklah memenuhi janjinya namun malah melakukan pelecehan seksual
terhadap RP dan Lalu Gigih. Mereka mengaku sudah berulang kali mendapat
perlakuan tidak terpuji dari Indra Bekti hingga akhirnya keduanya membuat
laporan kepada kepolisian.
Dalam kasus ini, Indra Bekti yang
merasa dirugikan oleh pemberitaan yang ada akhirnya menggunakan hak jawabnya. Awalnya
dibeberapa media ia sempat melakukan wawancara dan menyatakan keresahannya.
"Ini jadi pelajaran tersendiri buat semua media online.
Jangan kebablasan dalam hal menyikapi sesuatu. Cobalah lebih bijak dan lebih
arif dan lebih adil. Punya hati nuranilah. Konfirmasilah" Ungkap Bekti di salah
satu media. Bekti mengungkap bahwa
sejauh ini media memberitakan kasusnya tanpa melihat motif dari si pelapor yang
mengaku korban. Menurut saya, media juga
seharusnya tidak seglamblang itu mengungkap sebuah peristiwa, media haruslah
memastikan apa yang sebenarnya terjadi, karena media sangat berperan penting
dalam pembentukan opini masyarakat.
Tidak hanya membuat wawancara dengan beberapa media,
Indra Bekti juga melaporkan ini kepada KPI. Sejauh ini sudah ada tujuh stasiun
TV yang sangat diawasi oleh KPI. Ketujuh stasiun TV ini dianggap terlalu
gamplang dalam menyiarkan kasusnya. Indra merasa tujuh stasiun TV ini tidak
berimbang. Indra merasa sangat dirugikan atas berita yang dimuat di tujuh
stasiun TV ini.
Namun tidak disangka, setelah Indra
Bekti mendatangi KPI, RP dan kuasa hukumnya juga ikut mendatangi KPI dengan alasan
ketidaksetujuan mereka atas permintaan Indra Bekti untuk membatasi pemberitaan
kasusnya. RP dan kuasa hukumnya menganggap, sejak kedatangan Indra Bekti ke
KPI, berita tentang dirinya mereda. RP menganggap apa yang diberitakan oleh
media ini nyata dan bukan rekayasa. "Silahkan kalau mengcounter, tapi jangan diminta untuk dibatasi. Ini
kan memberi pembelajaran juga, agar hal ini tidak terulang lagi. Siapa tahu
korban lainnya akan muncul lagi," ujarnya menuturkan. "Kami jelas komplen kalau ada pembatasan
informasi," katanya lagi.
Dalam
kasus ini, menurut saya hak jawab Indra Bekti sudah digunakan dengan baik.
Indra mengerti betul apa saja yang harus ia kerjakan untuk menggunakan hak
jawabnya. Pertama ia menggunakan langkah wawancara dengan beberapa media. Indra
menyatakan atau member klarifikasi atas berita yang ia anggap telah merugikannya.
Lalu setelah itu Indra melaporkannya kepada KPI karena ada beberapa media yang
ia anggap tidak berimbang dan melanggar kode etik. Dalam kasus ini, media juga
melakukan kesalahan. Media terlalu gambling dalam memberitakan kasus ini,
padahal kasus ini mengenai pelecehan seksual yang seharusnya benar-benar dengan
hati-hati di gali kebenarannya, bukan hanya mendengarkan kesaksian dari satu
pihak saja, karena setiap orang memiliki haknya untuk berbicara. Seharusnya media
menggali informasi mendalam terlebih dahulu mengenai kasus ini dan ridak serta
merta hanya menggunakan pendapat dari satu pihak saja untuk dijadikan sebuah
berita yang akan disebarluaskan kepada masyarakat. Bahkan dalam kasus ini,
pihak RP selaku pelapor juga tidak seharusnya juga ikut mendatangi KPI bahkan
meminta agar kasus ini tidak dibatasi, karena hak jawab sendiri sudah diatur
dalam Undang-Undang Pers mengenai Hak Jawab. Hak Jawab ini sendiri digunakan
seseorang atau oganisasi untuk memberikan tanggapan ataupun sanggahan terhadap
pemberitaan atas dirinya yang ia rasa telah merugikan dirinya. Dalam kasus ini, Indra Bekti sudah benar karena ia memanfaatkan hak jawabnya dengan baik dan tidak menggunakan cara-cara yang tidak terpuji.
Rabu, 03 Februari 2016
Asumsi Media Sangat Pengaruhi Masyarakat (Studi Kasus Kematian Mirna)
18.43
Unknown
No comments
Kasus kematian Wayan Mirna Salihin
pada 6 Januari 2016 dianggap tidak wajar, karena Mirna mengalami kejang setelah
meminum kopi di Café Olivier di Grand Indonesia. Mirna tewas dalam
perjalanannya kerumah sakit. Mirna yang
berkumpul bersama Jessica Kumala Wongso dan Hani, kedua temannya, berniat untuk reuni sebagai sesama
teman yang pernah mengenyam pendidikan tinggi di Australia.
Kasus “kopi maut” ini menjadi perbincangan dimana-mana. Media bahkan terus
membuat berita mengenai kasus ini. Pihak kepolisian pun menyelidiki kasus ini
dengan memanggil beberapa saksi yang terlibat.
Seiring berjalannya waktu,
menurut saya media terlalu menyorot kepada salah satu saksi yaitu Jessica.
Jessica yang masih berstatus menjadi saksi saat itu merasa terganggu dengan
awak media yang terus menyorotnya. Dikediaman Jessica sendiri banyak wartawan
yang menunggunya untuk memberikan keterangan. Bahkan media cenderung memaparkan
berita seolah-olah menyimpulkan bahwa Jessica adalah tersangka padahal saat itu
ia masih berstatus saksi. Dalam pemberitaan di media, kasus “kopi maut” ini
seolah menyudutkan Jessica. Bahkan Jessica sendiri sampai meminta perlindungan
kepada KOMNASHAM karena merasa sudah terganggu kenyamanannya. Bukan hanya itu,
Jessica sampai bermalam di hotel karena tidak nyaman berada dirumah karena
banyak wartawan yang berada disekitar rumahnya. Dalam kasus ini, media terlalu
dini untuk menyipulkan siapa pelaku dari kasus ini.
Peran media sendiri
seharusnya bukan menghakimi atau bahkan memberi kesimpulan sedini ini sebelum
pihak yang berwajib sendiri yang memberi pernyataan. Media tidak seharusnya
tidak berpihak pada siapapun, karena media itu seharusnya berperan untuk
menyampaikan informasi bukan malah mempengaruhi khalayak dengan sudut pandang
media itu sendiri. Meskipun pada akhirnya Jessica ditetapkan menjadi tersangka,
media tidak seharusnya membuat berita-berita yang malah mengarahkan seseorang
menjadi sesuatu untuk disalahkan pada suatu kasus. Media memiliki peran penting
dalam membentuk opini publik, publik sendiri dapat terpengaruh oleh pernyataan
dari media. Media seharusnya lebih berhati-hati dalam melihat sudut pandang
dalam membuat berita sebuah kasus. Dalam kasus apapun media seharusnya menjadi
penyampai informasi kepada masyarakat luas dan bukan menjadi pihak yang dapat
menyalahkan siapapun. Lain halnya jika tersangka sudah ditetapkan, maka tidak menjadi masalah jika media memuat hal yang mengarah kesalahan tersangka.
Minggu, 14 September 2014
"LIFE"! When I'm with you.
07.05
Unknown
No comments
Bukan sebuah kesan baik ataupun rasa kagum ketika aku
pertama kali melihat mata itu. Namun segelintir rasa heran dan benci. Tetapi
tanpa aku sadari rasa benci itu membuatku terus melihat kearah dimana tempat ia
berdiri. Dan seiring bejalannya waktu, hatiku mulai merasa nyaman ketika
melihatnya. Mata itu, senyum itu membuat aku tertarik untuk melihatnya lagi dan
lagi. Waktu terus berjalan, dan aku mulai merindukan kehadirannya disetiap
waktuku. Dia yang mulai membuat hati yang kosong ini mulai terisi, dia yang
membuat pagi menjadi semangat baru, dan dia yang membuat aku tersenyum malu
ketika mengingatnya. Hingga suatu saat ku beranikan diri untuk berdiri dihadapan
pemilik senyum itu. Walaupun pertemuan itu tak seindah yang diharapkan,
setidaknya aku dan dia berbicara setelah sekian lama aku hanya bisa
memandangnya. Aku percaya bagaimanapun bentuk pertemuan itu pasti akan bisa
untuk menjadi awal yang indah nantinya…
Aku pernah meonton sebuah film yang pesannya bilang, “Jika
kamu menyukai seseorang maaka kamu harus mengatakannya begitu moment itu dating,
karna kalau tidak maka moment itu akan pergi begitu saja dan gak akan pernah dating
lagi, lalu kamu akan menyesal !”.
Aku benar-benar tidak ingin menyesal dan aku sangat tidak
ingin untuk melupakan senyum itu. Ntah bagaimanapun itu aku harus memulainya. Karna
aku sangat ingin hatiku berlabuh disana.
Dalam hidup banyak cerita yang selama ini aku lewatkan
sendiri dan dunia ini terlalu besar terlalu luas jika aku hanya berdiri
sendiri. Aku ingin berbagi dunia itu bersamanya. Bersamanya menceritakan apa
yang aku lalui hari ini, bersamanya berbagi indahnya pagi, bersamanya tertawa
bahagia, dan bersamanya merasakan sedih hingga membuat air mata terjatuh, dan
karna hanya bersamanya aku tidak takut lagi menjadi pemimpi.
Hingga saat ini aku telah bersamanya. Bersamanya saling mengukir
cerita. Dan aku sangat ingin bersamanya dalam waktu yang lama. Namun setiap
pertemuan adalah bagaimana kita belajar dari orang lain dan bagaimana kita
mengajarkan kepada orang tersebut. Tapi tak peduli bagaimanapun pertemuan ku
dengannya yang terpenting adalah bagaimana menjaga pertemuan itu agar tidak ada
kata berpisah.
I love you so much, Aan Darmawan.
Senin, 12 Mei 2014
Happy Birthday Aan :*
22.59
Unknown
No comments
Happy birthday 19 years old Aan Darmawan :*
April, 30 2014
This is a little gift for you darl {}Wish you like this ;)