Rabu, 02 Maret 2016

Dahsyatnya Pers Pengaruhi Opini Publik

Film MAD CITY menceritakan tentang seorang wartawan televisi, Max Brekett, yang sedang mencari berita di Musium Sejarah Alam. Beritanya sungguh membosankan: soal defisit anggaran musium hingga harus memecat beberapa karyawan. Usai mewawancarai Mrs. Banks, Max ke toilet. Sementara rekannya, kamerawan keluar. Di pintu keluar ia berpapasan dengan Sam Baily, salah satu satpam yang kena PHK. Kala itu, di musium anak-anak sedang berkunjung. Sam datang untuk berbicara baik-baik dengan Mrs. Banks yang telah memberhentikan dia. Inti pembicaraanya adalah ia meminta pekerjaannya kembali. Mrs. Bank tak peduli atas permintaan Sam. Toh, Sam akan baik-baik aja. Tanpa diduga, Sam membawa senjata api beserta bom. Ketika Mrs. Banks bertanya kenapa membawa senjata, Sam menjawab untuk menunjukan keseriusan. Sebelumnya, Mrs. Banks tak mau mendengar keluhan Sam karena pemecatan tersebut.
Dan tak disengaja Sam menembakan ke samping untuk menakut-nakuti. Tanpa diduga, peluru mengenai Cliff William yaitu security lainnya dan teman dekat Sam. Sementara itu, Max yang masih di toilet tak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia segera menghubungi atasannya untuk melaporkan secara langsung kejadian tersebut. Dan saat itu saya menyadari apa yang dibilang berita buruk adalah berita baik (bad news is good news). Hingga kejadian tersebut menjadi berita nasional. Yakni, terjadi penyanderaan di Musium Sejarah Alam dan menelan korban seorang security musium tersebut.
Sam kaget karena melihat nama dan fotonya ada di televisi. Ia heran, dari mana ia diberitakan. Lalu Max ketahuan. Namun, Sam dimanfaatkan Max untuk menjadi sumber beritanya. Rayuannya adalah pemberitaan di media tampat ia bekerja bisa meringankan hukuman, setidaknya informasi kejadian sesungguhnya kepada calon juri di pengadilan kelak. Kesediaan Sam diwawancara eksklusif oleh Max berjalan mulus. Satu poin buat karier Max. berita ini sendiri mampu membentuk opini public. Berita ini dianggap sangat menarik oleh media. Berita yang belum jelas faktanya sudah disebar luaskan ke masyarakat. Bahkan pihak kepolisian dan masyarakat berkumpul di museum tersebut. Padahal tidak memiliki niat jahat kepada anak-anak yang kebetulan ada disana juga tidak berniat menggunakan senjatanya. Berita ini sendiri membuat Sam benar-benar stress.

Kejadian ini seharusnya tidak menjadi berita nasional. Namun di film ini media terkesan sangat komersil dan hanya memikirkan apa yang bias dijual saja. Bahkan media yg lain ikut berbondong-bondong memuat berita ini dan saling bersaing menyajikan berita ini. Dalam kasus ini media bersaing untuk rating dan iklan untuk mendapat keuntungan. Pembentukan opini publik tentang Sam yang telah diframing semata-mata agar membuat masyarakat tertarik untuk menonton berita televisi dan pengiklan pun berdatangan. Begitulah kekuatan media yang mampu membangun opini publik. Media merupakan kekuatan besar dalam menguasai pikiran dan penilaian masyarakat. Opini media mampu menjadi Opini Publik. Dan film Mad City, menunjukkan bagaimana kekuasaan media. Akibat ‘kejahatan’ media massa di film ini, nyawa Sam melayang sia-sia dan menjadi jualan laris media.

Selasa, 09 Februari 2016

Indra Bekti Sikapi Berita dengan Hak Jawabnya

            Pembawa acara Indra Bekti dilaporkan ke polisi atas dugaan pelecehan seksual terhadap lelaki berinisial RP. Bukan hanya itu, Indra juga sudah pernah dilaporkan oleh Lalu Gigih Arsanova dengan tuduhan yang sama. Pada kasus ini, Indra dituduh pernah menjajikan sesuatu kepada RP dan Lalu Gigih untuk dijadikan seorang selebiritis, namun pada kenyataannya Indra tidaklah memenuhi janjinya namun malah melakukan pelecehan seksual terhadap RP dan Lalu Gigih. Mereka mengaku sudah berulang kali mendapat perlakuan tidak terpuji dari Indra Bekti hingga akhirnya keduanya membuat laporan kepada kepolisian.
            Dalam kasus ini, Indra Bekti yang merasa dirugikan oleh pemberitaan yang ada akhirnya menggunakan hak jawabnya. Awalnya dibeberapa media ia sempat melakukan wawancara dan menyatakan keresahannya.
"Ini jadi pelajaran tersendiri buat semua media online. Jangan kebablasan dalam hal menyikapi sesuatu. Cobalah lebih bijak dan lebih arif dan lebih adil. Punya hati nuranilah. Konfirmasilah" Ungkap Bekti di salah satu media. Bekti mengungkap bahwa sejauh ini media memberitakan kasusnya tanpa melihat motif dari si pelapor yang mengaku korban. Menurut saya, media juga seharusnya tidak seglamblang itu mengungkap sebuah peristiwa, media haruslah memastikan apa yang sebenarnya terjadi, karena media sangat berperan penting dalam pembentukan opini masyarakat.
            Tidak hanya membuat wawancara dengan beberapa media, Indra Bekti juga melaporkan ini kepada KPI. Sejauh ini sudah ada tujuh stasiun TV yang sangat diawasi oleh KPI. Ketujuh stasiun TV ini dianggap terlalu gamplang dalam menyiarkan kasusnya. Indra merasa tujuh stasiun TV ini tidak berimbang. Indra merasa sangat dirugikan atas berita yang dimuat di tujuh stasiun TV ini.
            Namun tidak disangka, setelah Indra Bekti mendatangi KPI, RP dan kuasa hukumnya juga ikut mendatangi KPI dengan alasan ketidaksetujuan mereka atas permintaan Indra Bekti untuk membatasi pemberitaan kasusnya. RP dan kuasa hukumnya menganggap, sejak kedatangan Indra Bekti ke KPI, berita tentang dirinya mereda. RP menganggap apa yang diberitakan oleh media ini nyata dan bukan rekayasa. "Silahkan kalau mengcounter, tapi jangan diminta untuk dibatasi. Ini kan memberi pembelajaran juga, agar hal ini tidak terulang lagi. Siapa tahu korban lainnya akan muncul lagi," ujarnya menuturkan. "Kami jelas komplen kalau ada pembatasan informasi," katanya lagi.
Dalam kasus ini, menurut saya hak jawab Indra Bekti sudah digunakan dengan baik. Indra mengerti betul apa saja yang harus ia kerjakan untuk menggunakan hak jawabnya. Pertama ia menggunakan langkah wawancara dengan beberapa media. Indra menyatakan atau member klarifikasi atas berita yang ia anggap telah merugikannya. Lalu setelah itu Indra melaporkannya kepada KPI karena ada beberapa media yang ia anggap tidak berimbang dan melanggar kode etik. Dalam kasus ini, media juga melakukan kesalahan. Media terlalu gambling dalam memberitakan kasus ini, padahal kasus ini mengenai pelecehan seksual yang seharusnya benar-benar dengan hati-hati di gali kebenarannya, bukan hanya mendengarkan kesaksian dari satu pihak saja, karena setiap orang memiliki haknya untuk berbicara. Seharusnya media menggali informasi mendalam terlebih dahulu mengenai kasus ini dan ridak serta merta hanya menggunakan pendapat dari satu pihak saja untuk dijadikan sebuah berita yang akan disebarluaskan kepada masyarakat. Bahkan dalam kasus ini, pihak RP selaku pelapor juga tidak seharusnya juga ikut mendatangi KPI bahkan meminta agar kasus ini tidak dibatasi, karena hak jawab sendiri sudah diatur dalam Undang-Undang Pers mengenai Hak Jawab. Hak Jawab ini sendiri digunakan seseorang atau oganisasi untuk memberikan tanggapan ataupun sanggahan terhadap pemberitaan atas dirinya yang ia rasa telah merugikan dirinya. Dalam kasus ini, Indra Bekti sudah benar karena ia memanfaatkan hak jawabnya dengan baik dan tidak menggunakan cara-cara yang tidak terpuji.

Rabu, 03 Februari 2016

Asumsi Media Sangat Pengaruhi Masyarakat (Studi Kasus Kematian Mirna)

            Kasus kematian Wayan Mirna Salihin pada 6 Januari 2016 dianggap tidak wajar, karena Mirna mengalami kejang setelah meminum kopi di Café Olivier di Grand Indonesia. Mirna tewas dalam perjalanannya kerumah sakit. Mirna yang berkumpul bersama Jessica Kumala Wongso dan Hani, kedua temannya, berniat untuk reuni sebagai sesama teman yang pernah mengenyam pendidikan tinggi di Australia. Kasus “kopi maut” ini menjadi perbincangan dimana-mana. Media bahkan terus membuat berita mengenai kasus ini. Pihak kepolisian pun menyelidiki kasus ini dengan memanggil beberapa saksi yang terlibat. 
             Seiring berjalannya waktu, menurut saya media terlalu menyorot kepada salah satu saksi yaitu Jessica. Jessica yang masih berstatus menjadi saksi saat itu merasa terganggu dengan awak media yang terus menyorotnya. Dikediaman Jessica sendiri banyak wartawan yang menunggunya untuk memberikan keterangan. Bahkan media cenderung memaparkan berita seolah-olah menyimpulkan bahwa Jessica adalah tersangka padahal saat itu ia masih berstatus saksi. Dalam pemberitaan di media, kasus “kopi maut” ini seolah menyudutkan Jessica. Bahkan Jessica sendiri sampai meminta perlindungan kepada KOMNASHAM karena merasa sudah terganggu kenyamanannya. Bukan hanya itu, Jessica sampai bermalam di hotel karena tidak nyaman berada dirumah karena banyak wartawan yang berada disekitar rumahnya. Dalam kasus ini, media terlalu dini untuk menyipulkan siapa pelaku dari kasus ini. 
              Peran media sendiri seharusnya bukan menghakimi atau bahkan memberi kesimpulan sedini ini sebelum pihak yang berwajib sendiri yang memberi pernyataan. Media tidak seharusnya tidak berpihak pada siapapun, karena media itu seharusnya berperan untuk menyampaikan informasi bukan malah mempengaruhi khalayak dengan sudut pandang media itu sendiri. Meskipun pada akhirnya Jessica ditetapkan menjadi tersangka, media tidak seharusnya membuat berita-berita yang malah mengarahkan seseorang menjadi sesuatu untuk disalahkan pada suatu kasus. Media memiliki peran penting dalam membentuk opini publik, publik sendiri dapat terpengaruh oleh pernyataan dari media. Media seharusnya lebih berhati-hati dalam melihat sudut pandang dalam membuat berita sebuah kasus. Dalam kasus apapun media seharusnya menjadi penyampai informasi kepada masyarakat luas dan bukan menjadi pihak yang dapat menyalahkan siapapun. Lain halnya jika tersangka sudah ditetapkan, maka tidak menjadi masalah jika media memuat hal yang mengarah kesalahan tersangka.

Minggu, 14 September 2014

"LIFE"! When I'm with you.

Bukan sebuah kesan baik ataupun rasa kagum ketika aku pertama kali melihat mata itu. Namun segelintir rasa heran dan benci. Tetapi tanpa aku sadari rasa benci itu membuatku terus melihat kearah dimana tempat ia berdiri. Dan seiring bejalannya waktu, hatiku mulai merasa nyaman ketika melihatnya. Mata itu, senyum itu membuat aku tertarik untuk melihatnya lagi dan lagi. Waktu terus berjalan, dan aku mulai merindukan kehadirannya disetiap waktuku. Dia yang mulai membuat hati yang kosong ini mulai terisi, dia yang membuat pagi menjadi semangat baru, dan dia yang membuat aku tersenyum malu ketika mengingatnya. Hingga suatu saat ku beranikan diri untuk berdiri dihadapan pemilik senyum itu. Walaupun pertemuan itu tak seindah yang diharapkan, setidaknya aku dan dia berbicara setelah sekian lama aku hanya bisa memandangnya. Aku percaya bagaimanapun bentuk pertemuan itu pasti akan bisa untuk menjadi awal yang indah nantinya…

Aku pernah meonton sebuah film yang pesannya bilang, “Jika kamu menyukai seseorang maaka kamu harus mengatakannya begitu moment itu dating, karna kalau tidak maka moment itu akan pergi begitu saja dan gak akan pernah dating lagi, lalu kamu akan menyesal !”.

Aku benar-benar tidak ingin menyesal dan aku sangat tidak ingin untuk melupakan senyum itu. Ntah bagaimanapun itu aku harus memulainya. Karna aku sangat ingin hatiku berlabuh disana.

Dalam hidup banyak cerita yang selama ini aku lewatkan sendiri dan dunia ini terlalu besar terlalu luas jika aku hanya berdiri sendiri. Aku ingin berbagi dunia itu bersamanya. Bersamanya menceritakan apa yang aku lalui hari ini, bersamanya berbagi indahnya pagi, bersamanya tertawa bahagia, dan bersamanya merasakan sedih hingga membuat air mata terjatuh, dan karna hanya bersamanya aku tidak takut lagi menjadi pemimpi.

Hingga saat ini aku telah bersamanya. Bersamanya saling mengukir cerita. Dan aku sangat ingin bersamanya dalam waktu yang lama. Namun setiap pertemuan adalah bagaimana kita belajar dari orang lain dan bagaimana kita mengajarkan kepada orang tersebut. Tapi tak peduli bagaimanapun pertemuan ku dengannya yang terpenting adalah bagaimana menjaga pertemuan itu agar tidak ada kata berpisah.

I love you so much, Aan Darmawan.




Senin, 12 Mei 2014

Happy Birthday Aan :*

Happy birthday 19 years old Aan Darmawan :*
April, 30 2014
This is a little gift for you darl {}
Wish you like this ;)







INAUGURASI FISIP UNAND 2014 [CHEERLEADERS]

INAGURASI FISIP UNAND 2014 

Saturday, May 10 2014
@ Taman Budaya Padang 










































 

























Senin, 09 September 2013

I'm C O O L

This is my photos on the road at saturday, september 8th 2013
I'm cool haha :D















 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons